Pasien di Daerah Terisolasi Masih Ditandu Berkilo-kilo Meter

JAKARTA, sensornews.id - Kasus pasien ditandu berkilo-kilo meter masih terjadi di beberapa daerah, seperti Luwu Utara dan Polewali Mandar. Hal ini disebabkan kurangnya aksesibilitas layanan kesehatan di daerah terisolasi. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat menyediakan ambulan udara untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan. Saat ini, Permenkes 3/2023 hanya menjamin ambulan darat dan laut dalam JKN. UU 17/2023 tentang kesehatan juga diharapkan dapat memprioritaskan daerah terisolasi dalam transformasi layanan kesehatan.

Timboel Siregar koodinator advokasi BPJS watch kepada media sensornews.id "Keterlambatan akses kesehatan dapat berakibat fatal bagi pasien yang membutuhkan perawatan medis segera". Kasus seperti Ibu Eva Juliana di Luwu Utara yang meninggal saat mau melahirkan karena harus ditandu 80 km menunjukkan betapa pentingnya aksesibilitas layanan kesehatan yang memadai. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan ambulan udara yang dapat menjangkau daerah-daerah terisolasi dengan lebih cepat. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah tersebut, seperti pembangunan rumah sakit dan puskesmas yang memadai. Dengan demikian, diharapkan akses kesehatan dapat meningkat dan kasus-kasus seperti pasien ditandu berkilo-kilo meter dapat diminimalisir. lanjut Timboel.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan akses kesehatan di daerah-daerah terisolasi. Dengan demikian, diharapkan kesehatan masyarakat dapat meningkat dan kualitas hidup masyarakat dapat terjamin, tutupnya. (Effendi Lubis )