Pertamina Semakin Ditinggalkan Konsumen Beralih Ke SPBU Swasta
Catatan Siang
JAKARTA, sensornews.id - 19 September 2026 Peristiwa Pertamax oplosan beberapa waktu yang lalu membuat semakin banyak konsumen beralih membeli bahan bakar di SPBU Swasta, sehingga kepercayaan Masyarakat yang meningkat ini membuat permintaan bahan bakar di SPBU swasta meningkat. Ini menjadi “ancaman” bagi Pertaminan karena menurunnya kepercayaan public, khususnya untuk Masyarakat klas menengah ke atas.
Merespon ini Pertamina berusaha “membatasi” pasokan bahan bakar ke SPBU swasta, agar produk Pertamina tetap mendapat kepercayaan masyarakat. Kepercayaan yang menurun kepada Pertamina membuat Pemerintah mengubah regulasinya. Masyarakat pada akhirnya dipaksa mempercayai Pertamina, ketika pasokan ke SPBU swasta bermasalah.
Perubahan Regulasi Impor bahan bakar, yaitu Pemerintah mengubah aturan impor BBM untuk swasta, dari izin tahunan menjadi enam bulanan, dengan evaluasi setiap tiga bulan. Perubahan ini membuat rantai pasok terganggu dan stok BBM tidak stabil untuk SPBU swasta.
Dampak terganggunya bisnis SPBU Swasta berdampak pada pengelolaan pekerja yang bekerja di SPBU Swasta. Shell Indonesia memiliki lebih dari 170 SPBU di wilayah Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, dengan jumlah karyawan lebih dari 300 karyawan (yang mencakup petugas SPBU, teknisi bengkel, staf Shell Select, dan layanan lainnya.
British Petroleum - AKR Corporindo (BP-AKR), Perusahaan patungan antara dua entitas besar yaitu BP (British Petroleum) - Perusahaan energi global asal Inggris, dan AKR Corporindo - Perusahaan logistik dan distribusi energi asal Indonesia, mengoperasikan sekitar 70 SPBU di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur, yang juga terdampak dengan perubahan regulasi ini.
Dampak langsungnya adalah PHK kepada pekerja sehingga menambah pengangguran terbuka, lalu investor asing akan semakin tidak percaya dengan Pemerintah Indonesia, yang akan mempengaruhi iklim investasi Indonesia sehingga pembukaan lapangan kerja pun akan semakin sedikit.
Kebijakan monopoli dinilai sebagai upaya melawan pasar sehingga investasi Indonesia semakin tidak menarik. Pertamina sepertinya kalah berkompetisi karena kehilangan kepercayaan masyarakat, namun menggunakan tangan pemerintah untuk berkompetisi dengan tidak sehat.
Mengapa Pertamina takut, padahal SPBU swasta kan menjual bahan bakar untuk kelompok menengah ke atas, sementara untuk pertalite masih menjadi sasaran utama rakyat Indonesia. Seharusnya Pertamina lebih memperbaiki diri dan meningkatkan kepercayaan public sehingga Masyarakat menengah ke atas pun mau menggunakan produk pertamina.
Saya berharap Pemerintah lebih bijak untuk masalah ini sehingga SPBU swasta yang juga membuka lapangan kerja tidak tutup dan pekerja tidak terPHK.
Tabik