Garut Ajak Warga Cegah Penyakit Jantung Lewat Pola Hidup CERDIK di Hari Jantung Sedunia 2025
Dalam sambutannya, Leli Yuliani menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara sambil menekankan keprihatinan atas maraknya kasus jantung di wilayahnya. "Berdasarkan data BPJS, ada lebih dari 7.000 rujukan dari puskesmas ke rumah sakit terkait penyakit jantung," katanya. Ia menegaskan perlunya sosialisasi intensif dari Dinas Kesehatan untuk mendorong pencegahan, sehingga masyarakat memahami dan menerapkan langkah-langkahnya guna menurunkan prevalensi penyakit tersebut.
Upaya pencegahan yang ditekankan adalah pola hidup CERDIK, singkatan dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, serta kelola stres. "Penerapan CERDIK menjadi kunci utama untuk menekan angka kejadian penyakit jantung," tambah Leli.
Bagi pasien penderita jantung, Leli mengimbau agar rutin melakukan kontrol kesehatan, konsisten menjalankan pola CERDIK, aktif berpartisipasi dalam komunitas, serta segera mencari bantuan medis jika muncul gejala serangan mendadak
Ketua panitia, Fadli Amarulloh, menyebut acara diikuti sekitar 2.500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk tenaga kesehatan, kader posyandu, dan anggota komunitas. Sebanyak 39 instansi pemerintah dan swasta turut mendukung kegiatan ini. Rangkaian WHD 2025 berlangsung selama seminggu, mencakup pelatihan bantuan hidup dasar, screening jantung gratis, cek kesehatan gratis (CKG), hingga puncak acara berupa senam jantung bersama.
"Kami merancang semua kegiatan ini bukan sekadar edukasi, melainkan pengalaman nyata agar masyarakat tergerak menjaga kesehatan jantungnya," ujar Fadli.
Sementara itu, Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Garut, Kadar Lesmana, menyoroti tren peningkatan kasus jantung yang dipicu perubahan pola makan dan gaya hidup modern, kini bahkan menjangkiti kalangan usia muda. Ia merekomendasikan olahraga ringan seperti berjalan cepat selama 30 menit hampir setiap hari, serta tidak menunda pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. "Pencegahan dini adalah langkah bijak untuk menghadapi risiko ini," pesannya.
Kang Aden (Drs Abd. Hapid/Fahri)