Headline News

Inggris Akui Negara Palestina, Trump Mengecam, PM Inggris Tetap Teguh


LONDON, sensornews.id – Pengakuan Inggris terhadap negara Palestina telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengecam keputusan tersebut, dengan pemerintah AS menilai langkah Inggris itu sebagai "hadiah" bagi Palestina.(22/09/25)

Meskipun dikecam oleh Trump, Perdana Menteri Inggris tetap teguh pada keputusannya untuk mengakui Palestina. Pengakuan ini dianggap sebagai momen bersejarah, mengingat Inggris sebelumnya memiliki peran penting dalam pendirian negara Israel.

Menurut PM Inggris, pengakuan ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel, yang saat ini terhambat oleh penolakan Israel terhadap kelanjutan gencatan senjata dengan Hamas.

Husam Zomlot, kepala misi Palestina di Inggris, menyambut baik pengakuan ini dan menyatakan bahwa langkah Inggris akan memperbaiki kesalahan sejarah. Zomlot merujuk pada peran Inggris di masa lalu yang meletakkan dasar bagi pendirian Israel.

Inggris selama ini mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar bagi konflik Israel-Palestina. PM Inggris menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina harus menjadi bagian dari rencana yang komprehensif untuk mewujudkan solusi dua negara secara nyata.

Keputusan Inggris ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi upaya perdamaian di Timur Tengah dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina dan Israel 

Pengakuan Inggris terhadap Palestina diperkirakan akan memicu reaksi beragam dari negara-negara lain di dunia. Beberapa negara mungkin akan mengikuti jejak Inggris, sementara yang lain mungkin akan tetap pada posisi mereka saat ini. Dampak jangka panjang dari keputusan ini terhadap dinamika politik di Timur Tengah masih belum jelas, tetapi diperkirakan akan menjadi topik perdebatan yang intens di forum-forum internasional.

Meskipun pengakuan ini merupakan langkah maju yang signifikan bagi Palestina, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Palestina masih menghadapi pendudukan Israel, blokade di Gaza, dan perpecahan internal antara Fatah dan Hamas. Pengakuan internasional tidak secara otomatis menyelesaikan masalah-masalah ini, tetapi dapat memberikan legitimasi dan dukungan politik yang lebih besar bagi perjuangan Palestina.

Pengakuan Inggris terhadap Palestina merupakan langkah penting menuju perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah. Namun, perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui negosiasi yang jujur dan konstruktif antara kedua belah pihak. Komunitas internasional harus terus mendorong Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan dan mencari solusi yang adil dan komprehensif bagi konflik mereka. (Fahri)