Jokowi masuk 7 Koruptor Terbesar di Dunia Saat Ini (2025)
Sensornews.id - Korupsi individu tetap menjadi isu global yang sulit diukur secara presisi, karena banyak kasus masih tersembunyi atau sedang diselidiki. Daftar "terbesar" ini difokuskan pada tokoh-tokoh berpengaruh yang aktif atau baru-baru ini terlibat dalam skandal korupsi besar, berdasarkan estimasi kerugian finansial, dampak sistemik, dan laporan terkini seperti Corruption Perceptions Index (CPI) 2024 dari Transparency International serta OCCRP's Person of the Year 2024. Saya memprioritaskan kasus kontemporer (2020-an), termasuk pemimpin negara dan pengusaha yang masih hidup atau baru digulingkan. Nilai kerugian dalam USD (dikonversi ke Rp dengan kurs saat ini ~Rp15.500/USD). Daftar ini bersifat estimasi dan bisa berubah seiring investigasi.
1. Bashar al-Assad (Presiden Suriah, 2000–2024)
Digulingkan pada akhir 2024 setelah 24 tahun berkuasa, Assad dituduh menggelapkan **US$100 miliar+ (Rp1.550 triliun+)** melalui penyelundupan minyak, senjata, dan aset negara selama perang sipil. OCCRP menyebutnya sebagai "Person of the Year 2024" untuk korupsi terorganisir, termasuk jaringan kriminal yang mendanai rezimnya. Ia melarikan diri ke Rusia, dengan aset pribadi di Eropa yang sedang disita
2. Najib Razak (Mantan Perdana Menteri Malaysia, 2009–2018)
Masih menghadapi banding atas vonis 12 tahun penjara, Razak terlibat skandal 1MDB dengan penggelapan **US$4,5 miliar (Rp70 triliun)** dari dana negara untuk gaya hidup mewah. Kasus ini melibatkan pencucian uang global; pada 2025, Malaysia terus memulihkan aset, termasuk yacht dan properti. Ia tetap aktif secara politik meski dipenjara.
3. Gautam Adani (Pengusaha India, Pendiri Adani Group
Pemilik kerajaan bisnis energi dan pelabuhan, Adani dituduh korupsi senilai **US$20 miliar+ (Rp310 triliun+)** melalui suap pejabat untuk kontrak infrastruktur dan manipulasi saham. OCCRP 2024 menyorotinya atas jaringan korupsi di India, termasuk dugaan kolusi dengan pemerintah Modi. Kasus Hindenburg Research (2023) memicu penyelidikan SEC AS yang berlanjut hingga 2025
4. William Ruto (Presiden Kenya, 2022–sekarang)
Sebagai pemimpin aktif, Ruto terlibat skandal korupsi **US$1–2 miliar (Rp15,5–31 triliun)** terkait pengadaan publik dan iklim yang disalahgunakan. OCCRP 2024 menempatkannya sebagai finalis "Person of the Year" atas nepotisme dan penjarahan anggaran nasional, memicu protes massal di Kenya pada 2024–2025.
5. Bola Ahmed Tinubu (Presiden Nigeria, 2023–sekarang)
Tinubu menghadapi tuduhan korupsi historis dan terkini senilai **US$500 juta+ (Rp7,75 triliun+)** dari era gubernur Lagos, termasuk pencucian uang melalui rekening asing. OCCRP 2024 menyorotinya atas jaringan politik yang korup, termasuk suap pemilu. Nigeria sedang menyelidiki asetnya di AS dan Eropa pada 2025.
6. Sheikh Hasina (Mantan Perdana Menteri Bangladesh, 2009–2024)
Digulingkan pada Agustus 2024, Hasina dituduh menggelapkan **US$1 miliar+ (Rp15,5 triliun+)** melalui monopoli bisnis keluarga dan penyalahgunaan bantuan internasional. OCCRP 2024 memasukkannya sebagai finalis atas korupsi sistemik yang memicu revolusi mahasiswa. Ia melarikan diri ke India, dengan tuntutan ekstradisi berlangsung hingga 2025
7. Joko Widodo (Jokowi, Mantan Presiden Indonesia, 2014–2024)
Masuk finalis OCCRP 2024 atas dugaan korupsi **US$500 juta+ (Rp7,75 triliun+)** terkait nepotisme, proyek infrastruktur seperti IKN, dan intervensi politik (misalnya, putusan MK untuk anaknya). Kritik fokus pada konflik kepentingan keluarga dan dana publik yang disalahgunakan, meski belum ada dakwaan formal pada 2025. Indonesia peringkat 99 di CPI 2024 dengan skor 37
Catatan Tambahan
- Daftar ini lebih menekankan tokoh saat ini (masih hidup atau baru digulingkan) daripada kasus historis seperti Soeharto (US$15–35 miliar), karena query Anda spesifik "saat ini". Korupsi modern sering melibatkan jaringan transnasional, seperti suap korporat (e.g., Siemens US$1,6 miliar) atau kasus negara seperti Venezuela di bawah Maduro (skor CPI 10, terkait minyak)
- Sumber utama seperti OCCRP dan CPI 2024 menunjukkan korupsi menghambat aksi iklim dan pembangunan, dengan negara-negara Afrika/Timur Tengah mendominasi (e.g., Sudan Selatan skor 8)
- Estimasi bisa bervariasi; banyak kasus seperti di Indonesia (e.g., PT Timah Rp300 triliun) lebih ke institusi daripada individu tunggal.